Kulihat cahaya menari di atas bukit,menyentuh rerumputan yang baru basah.Langit terbuka—penuh warna, penuh pujit,seolah bumi baru saja dilahirkan ulang. Setiap langkahku di tanah basah iniadalah zikir yang tak perlu suara.Syukur menjelma pada hal-hal kecil:sehelai daun, bisikan serangga, senyuman cahaya. Tak perlu megah untuk merasa cukup,tak perlu lebih untuk merasa indah.Dalam alam, aku belajar tunduk—pada kebesaran […]
Cahaya di Atas Bukit Read More »
Dalam rimbun hutan yang tak pernah lelah,hidup mengalir tanpa kata-kata.Pohon tua berdiri penuh hikmah,menyimpan doa dalam setiap getahnya. Burung bernyanyi tanpa panggung,daun menari dalam tarian angin,dan sungai berkelok membawa bisikan agung—syukur yang tak butuh teriakan dingin. Aku duduk di bawah langit hijau,menghirup harum tanah yang suci,dalam diam, jiwaku membungkuk halus,bersujud pada semesta yang memberi.
Di antara dua langkah yang menapak bumi,terbentang ruang sunyi, teduh, dan sakral,bukan tempat malu, bukan pula nista,melainkan awal kehidupan, muara semesta. Selangkangan — bukan hanya tubuh,tapi gerbang kekuatan yang tak terucap,ia menyangga keberanian manusia berdiri,menopang arah, menuntun harmoni. Di sanalah tertanam keberanian pertama,saat bayi keluar menembus dunia,dari gelap ke cahaya, dari rahim ke harap,tempat kudus
Di Antara Dua Langkah Read More »
